Legenda Yadnya Kaseda Gunung Bromo Suku Tengger
ReyGinaWisata - Gunung Bromo yang terletak di Jawa Timur, Indonesia yaitu formasi dari beberapa gunung berapi di Massif Tengger yang merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Pulau Jawa. Saat meletus ia akan mengeluarkan asap sulfur putih yang tebal tetapi disaat hening gunung setinggi 2.300 mdpl merupakan tempat tujuan wisata paling terkenal dan terkenal dengan lokasinya yang indah serta pemandangan matahari terbit yang sangat menakjubkan.
Gunung Bromo berada ditengah-tengah hamparan dataran berpasir yang disebut "Laut Pasir" juga merupakan rumah bagi sekitar 90.000 orang Suku Tengger yang merupakan minoritas dari etnis Hindu di Indonesia yang dominan berpenduduk muslim.
Setiap tahunnya orang-orang Suku Tengger terlepas apakah gunung tersebut memuntahkan asap dan api, mendaki Gunung Bromo dalam rangka memperlihatkan persembahan masakan yang mereka akan lempar ke kaldera hidup dari gunung berapi menyerupai buah, beras, sayuran dan ternak menyerupai ayam, kambing atau sapi.Pesrsembahan ini dilaksanakan sebagai bab dari sebuah ekspo yang disebut "Yadnya Kasada" yang berlangsung sekitar satu bulan.
Festival Yadnya Kasada yang diselenggarakan oleh Pura Luhur, sebuah kuil Hindu yang berada di Laut Pasir pada hari ke-14 dari ekspo masyarakat Tengger berkumpul di Pura Luhur untuk meminta berkah dari Ida Sang Hyang Widi Wasa. Kemudian orang-orang suku Tengger mulai melemparkan persembahan mereka ke dasar kawah. Meskipun berbahaya, beberapa orang tetap berusaha turun ke bawah kawah untuk mengambil persembahan yang dilemparkan yang mereka yakini sanggup membawa keberkahan dan keberuntungan bagi mereka sementara yang lainnya berusaha menangkap korban persembahan dengan memakai jaring.
Menurut dongeng orang-orang Tengger merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit yang sangat besar lengan berkuasa yang berkuasa di Indonesia bahkan Asia Tenggara pada era ke-13 hingga dengan era ke-15 maseh hingga masuknya Agama Islam. Saat Kerajaan Majapahit jatuh, banyak penduduknya yang melarikan diri dan berlindung di Pegunungan Tengger. Diantara yang melarikan diri tersebut yaitu Putri Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit dan suaminya.
Dalam keputusasaannya, pasangan kerajaan yang tidak mempunyai anak tersebut mencoba naik ke puncak Gunung Bromo untuk memohon kepada Dewa Gunung untuk mndapatkan anak dan mereka berjanji jikalau mempunyai banyak anak, Anak bungsu mereka akan dikorbankan dilemparkan ke kawah gunung berapi tersebut. Untuk menghindari kalimat yang mengerikan pasangan tersebut terus melahirkan anak-anaknya hingga anak dua puluh lima lahir dimana mereka harus memenuhi komitmen mereka.
Menurut beberapa versi lainnya, pasangan ini menolak komitmen mereka untuk mengorbankan anak bungsu mereka dan menjadikan Gunung Bromo murka dan meletus untuk mengambil anak mereka. Namun dalam versi lain mereka rela mengorbankan anak mereka untuk dipersembahkan ke bawah kawah Gunung Bromo.
Dengan demikian Tradisi Yadnya Kaseda dikatakan berasal dari legenda ini. .
sumber:amusing planet
No comments:
Post a Comment