Rasakan Suasana Zaman Megalitikum Di Kampung Bena
ReyGinaWisata -Apakah Anda yang ingin mencicipi kembali ke Zaman Megalitikum atau Zaman Batu mirip dalam film Flinstones? Dengan budaya masyarakatnya yang masih primitif dan belum tersentuh teknologi? Anda sanggup merasakannya suasana tersebut pada sebuah desa terpencil di Indonesia. Tepatnya di Kampung Bena, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Kampung ini terletak di salah satu puncak bukit dari Gunung Inerie. Keberadaannya di bawah kaki gunung merupakan ciri khas dari masyarakat kuno pemuja gunung sebagai daerah para dewa. Menurut masyarakat kampung ini, Mereka meyakini adanya Yeta, Dewa yang bersinggasana di Gunung Inerie yang melindungi kampung mereka selama berabad-abad lamanya.
Kampung yang terdiri sekitar 40 rumah yang saling mengelilingi dan tumbuh memanjang dari utara ke selatan dengan satu pintu masuk berada di sebelah utara. Sementara pada bab selatan merupakan puncak sekaligus tepian bukit yang sangat terjal.
Saat ini Kampung Megalitikum Bena ini merupakan daerah tujuan Wisata Budaya Indonesia dan banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara terutama dari Jerman dan Italia.
Di Kampung Bena, Anda akan sanggup mencicipi suasana kembali ke Zaman Megalitikum. D tengah-tengah kampung atau lapangan terdapat beberapa bangunan yang mereka sebut Bhaga atau Ngadhu. Bangunan Bhaga ini mirip dengan pondok kecil (tanpa penghuni) sedangkan Ngadhu berupa bangunan bertiang tunggal beratap serat ijuk.
Kampung ini sama sekali belum tersentuh kemajuan teknologi. Arsitektur bangunannya juga masih sangat sederhana dengan satu pintu masuk untuk keluar dan masuk gerbang. Menurut catatan Pemerintah Kabupaten Ngada, Kampung Bena telah berdiri semenjak 1.200 tahun yang kemudian yang hingga sekarang etika budaya masyarakatnya tidak banyak yang berubah. Masyarakatnya masih memegang teguh etika istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka semenjak dahulu.
Lahan pemukiman Kampung Bena tetap dibiarkan mirip kontur orisinil tanah berbukit. Bentuk Kampung Bena yang mirip mirip bahtera alasannya yaitu berdasarkan kepercayaan Megalitik, Perahu dianggap punya kaitan dengan wahana para arwah yang menuju ke daerah tinggalnya. Namun yang tercermin dari bentuk bahtera ini yaitu sifat kerjasama, bahu-membahu dan mengisyaratkan kerja keras yang dicontohkan dari leluhur mereka dalam menaklukan alam dalam mengarungi lautan hingga mereka hingga ke Kampung Bena.
Rute Menuju Kampung Bena
Jika Anda berangkat dari Kupang, maka sesudah turun di Bandara Soa, Anda sanggup melanjutkan perjalanan dengan memakai travel ke kota Bajawa dengan tarif kurang lebih 50 ribu. Setelah hingga di kota Bajawa, Anda sanggup melanjutkan perjalanan dengan memakai jasa ojek dengan waktu tempuh kurang lebih setengah jam.
Namun jikalau Anda gres saja berwisata ke Danau Kelimutu di kota Ende, maka Anda sanggup naik travel atau bis jurusan Ende-Bajawa dan turun di Mataloko. Selanjutnya Anda sanggup memakai jasa ojek untuk hingga di kampung Bena.
No comments:
Post a Comment